Wabah PMK di Kabupaten Bekasi: Peternak Sapi Terpuruk, Kerugian Capai 50%, Distan Ambil Langkah Pencegahan

Wabah PMK di Kabupaten Bekasi: Peternak Sapi Terpuruk, Kerugian Capai 50%, Distan Ambil Langkah Pencegahan

Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah Kabupaten Bekasi. --karawangbekasi.disway.id

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) terus menimbulkan kekhawatiran di kalangan peternak sapi lokal, termasuk di wilayah Kabupaten Bekasi

Budiono, salah seorang peternak sapi, mengungkapkan bahwa wabah ini telah memberikan dampak besar, khususnya dalam suplai sapi dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang selama ini menjadi pemasok utama.

Menurut Budiono, wabah PMK membuat pasokan sapi dari daerah utama seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah terhenti. 

"Pasokan dari Jawa Timur dan Jawa Tengah menurun drastis. Hal ini langsung berdampak pada lonjakan harga sapi di Jabodetabek, yang merupakan salah satu wilayah dengan kebutuhan protein hewani terbesar di Indonesia," kata Budiono kepada Cikarang Ekspres.

Kabupaten Bekasi, yang dikenal sebagai kawasan industri terbesar dan perumahan yang banyak, mencatat peningkatan masyarakat berkaitan dengan kebutuhan daging sapi segar. Namun, dengan terbatasnya suplai, harga daging sapi lokal menjadi semakin tinggi. Selain memengaruhi harga, wabah PMK juga membuat peternak sulit mendapatkan sapi bakalan berkualitas. 

"Wabah ini lebih parah karena sapi dengan komorbid seperti penyakit paru dan jantung sulit tertolong. Peternak kini kesulitan memilih sapi yang sehat untuk diternakkan," tambah Budiono.

Ia menjelaskan, meski ada opsi daging impor dalam bentuk daging beku, banyak konsumen, khususnya kalangan menengah ke atas, lebih memilih daging segar lokal. 

"Namun, daging impor yang lebih murah, dengan selisih hingga Rp5.000 per kilogram, mulai memengaruhi permintaan daging lokal di pasar," jelasnya.

Budiono mengungkapkan, kerugian peternak akibat wabah ini mencapai lebih dari 50%. "Pasar sepi karena harga tinggi. Selain itu, banyak jagal yang mencampur daging lokal dengan daging impor, yang membuat pasar daging lokal semakin sulit bersaing," katanya.

Ia juga mengkhawatirkan persiapan menjelang momen besar seperti Idul Adha dan Idul Fitri dimana pangsa pasar meminta banyak pasokan daging sapi dari peternak. 

"Peternak harus memutar otak untuk tetap bertahan, mengingat pasokan terbatas dan permintaan akan meningkat tajam," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Dwian Wahyudiharto, mencatat per 21 Januari 2025, terdapat 86 ekor ternak masih sakit, 26 ekor sembuh, 10 ekor dipotong paksa, dan 3 ekor mati.

Pemkab Bekasi melalui Dinas Pertanian pun, kata Dwian telah mengambil langkah pencegahan dengan menggelar vaksinasi untuk ternak yang rentan terpapar PMK. 

"Kami menyediakan 1.000 dosis vaksin, terdiri dari 500 dosis bantuan Pusat Pelayanan Sapi Indukan (PPSI) dan 500 dosis dari pemerintah provinsi," ujar Dwian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: